Bersama Turja'un, FORKOMBI Ajak Petani Ngelak Beralih Pupuk Organik
FORKOMBI gaet Turja'un ajak petani Ngelak beralih pupuk dari kimia ke organik dalam kegiatan Sinau Mbangun Batang (SAMBAT) di Madrasah Baitul Karomah, Desa Jambangan, Sabtu (12/10).

FORKOMBI.COM – FORKOMBI gaet Turja’un ajak petani Ngelak beralih pupuk dari kimia ke organik dalam kegiatan Sinau Mbangun Batang (SAMBAT) di Madrasah Baitul Karomah, Desa Jambangan, Sabtu (12/10).

Turja’un sudah sejak tahun 2010 merintis bisnis pupuk organik cair. Warga Desa Amongrogo, Kecamatan Limpung, Kabupaten ini, mengawali bisnisnya dari rasa kepedulian terhadap lingkungan dan banyaknya limbah di sekitar tempat tinggal dengan racikan khusus yang dia buat.

Pada saat berdiskusi santai dengan masyarakat, beberapa masalah yang sering dikeluhkan petani Ngelak diantaranya pupuk subsidi yang tidak kunjung turun, sehingga petani rela merogoh kocek untuk membeli pupuk kimia. Selain itu, perubahan musim menyebabkan hasil pertanian yang kurang maksimal. Akibatnya harga jual di pasaran tidak sebanding dengan usaha yang dilakukan.

“Kadang bagus (hasil pertanian) kadang jelek,” tutur Soleh, salah satu petani Cabai di Desa Jambangan.

Salah satu cara ampuh sebagai solusi beberapa masalah yang dilontarkan masyarakat adalah dengan beralih menggunakan pupuk organik dan meninggalkan pupuk kimia.

“Beralih pupuk dari kimia ke organik seperti Agama/Kepercayaan, tergantung dari hati kita mantep atau tidak pupuk organik ini mampu meningkatkan kualitas hasil tani,” kata Turja’un.

Momen Turja’un Menjelaskan Tahapan Pembuatan Pupuk Organik Cair

Turja’un juga menjelaskan beberapa bahan penting yang dapat digunakan sebagai campuran pupuk organik cair seperti kotoran sapi, kulit pisang, isi rumen sapi, dan masih banyak lagi. Limbah organik rumah tangga dapat ditampung dalam drum dan dibiarkan membusuk sampai menjadi pupuk cair.

“Semua bahan-bahan yang saya jelaskan tadi bisa didapatkan bapak-bapak gratis,” jelasnya.

Dengan pupuk organik yang diberi nama Tabur Mas, Turja’un membuktikan kepada masyarakat akan potensi besar pengolahan limbah menjadi barang yang bernilai.

“Produk saya dipasarkan mulai Rp 75 Ribu per botol ukuran 1 liter untuk daerah Jawa. Sedangkan di luar Jawa mulai Rp 90 Ribu,” sambungnya sambil menampilkan produk Tabur Mas melalui proyektor.

Terakhir, Turja’un memberikan tahapan-tahapan pembuatan pupuk organik cair sekaligus menjelaskan secara detail kandungan bahan yang digunakan.

FORKOMBI bersama Turja’un berharap masyarakat Ngelak dapat menjadi petani dengan kemandirian bertani, sehingga hasil pertanian dan harga jual di pasar meningkat.*

Reporter: Akhmad Masrukhan Nur

Editor: Akhmad Masrukhan Nur

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here