FORKOMBI.COM | ARTIKEL – Terakhir bertemu sekitar satu minggu yang lalu. Setelah itu aku melihatnya pergi jauh entah kemana. Namanya Ramadhan, dia datang hanya sebulan dalam setahun. Tapi dia bisa membuat orang yang biasanya malas datang ke masjid menjadi berbondong-bondong ke masjid, orang yang biasanya berat untuk menginfaqkan sedikit uangnya menjadi plang-plung saat bertemu dengan kotak infaq, orang yang biasanya dibangunkan oleh kokokan ayam menjadi membangunkan ayam dengan klontengan piring dan sendok, anak-anak kecil memenuhi jalanan saat pagi yang masih lengang dari ramainya kendaraan sambil bermain petasan dengan modal sisa obat nyamuk sebagai pengganti korek.
Semangat Pagi!!!
Sepi sunyi dan tak banyak aktifitas masyarakat saat hari masih pagi. Ada yang bermanja dengan tv, ada pula yang tak bisa move on dari kasur dan selimut, tapi tidak sedikit juga yang sudah nglayab untuk mengais rezeki sebagai modal lebaran nanti. Hingga akhirnya adzan dhuhur berkumandang, di bulan ini masjid sedikit bertambah volume pengunjungnya. Usai sholat dhuhur sebagian orang memilih melanjutkan ibadah yang paling enak, yaitu tidur. Entah bagaimana ceritanya sehingga banyak orang yang mengatakan bahwa “Tidurnya orang berpuasa bernilai ibadah” sehingga banyak orang yang melakukan pembelaan dengan kalimat ini saat mereka ingin bermalas-malasan. Ibu-ibu mulai meracik bumbu untuk menu masakan nanti sore. Semua masih terasa sepi. Baru setelah sholat Ashar kehidupan seperti biasa mulai terlihat, jadi seperti kehidupan baru dimulai setelah Ashar. Ibu-ibu dan dibantu anak-anaknya ramai di dapur, ada yang memasak sayur, gorengan ada juga yang meracik minuman. Bapak-bapak mengurusi bagian luar rumah atau hewan peliharaannya. Sekitar jam lima ritual masak pun selesai, paling hanya tinggal masak air untuk membuat teh panas atau es teh.
Rutinan
Semua mulai membersihkan badan untuk segera ke masjid karna acara rutin selama ramadhan biasanya berupa pengajian sebelum akhirnya buka bersama. Selesai dari masjid semua berkumpul di meja makan untuk makan besar, jangan banyak-banyak makannya entar tidak kuat tarawihnya. Selesai makan besar biasanya masih tetap di kursi makan sambil bercengkerama menunggu waktu isya datang sambil tak lupa membersihkan alat makan yang baru saja dipakai.
Tarawih
Terdengar panggilan adzan isya berkumandang, semua langsung bubar dari meja makan untuk mengambil air wudhu dan bergegas ke masjid untuk sholat isya dan tarawih. Ada yang tarawihnya 23 rokaat adapula yang hanya 11 rokaat, adapula yang ikut jamaah masjid 8 rokaat lalu pulang untuk witir dirumah karena dimasjid sholatnya 23 rokaat. Selesai sholat tarawih biasanya dilanjutkan dengan membaca al-quran baik di masjid maupun dirumah sendiri-sendiri. Nah kalo malam gini malah terasa lebih ramai daripada saat pagi. Bahkan mereka yang membaca di masjid sering sampai larut malam tapi tidak terasa karna mereka sangat menikmati. Selesai bertadarus mereka akan segera pulang dan segera tidur karna besok harus bangun lebih pagi untuk sahur.