Penyampaian materi dari Bambang Suryantoro Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Batang (berdiri) dan Thoriqul Huda (tengah sedang duduk) di acara Seminar dan Pembekalan Volunteers Sosialisasi Masuk Kampus 2020, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Pendikbud) Forum Komunikasi Mahasiswa Batang Indonesia (Forkombi), Sabtu (11/01) di Pendopo Kabupaten Batang. (Foto: Rizal/Lemah Abang)
Sebagai langkah tindak lanjut dari aksi demo pada Senin (16/12/2019) silam, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Pendikbud) Forum Komunikasi Mahasiswa Indonesia (Forkombi) selenggarakan Seminar dan Pembekalan Volunteers Sosialisasi Masuk Kampus 2020, Sabtu (11/01).
Selain sebagai langkah tindak lanjut, tujuan dari seminar ini juga merupakan upaya Forkombi dalam meningkatkan Indeks Pendidikan Manusia (IPM) Batang dengan menyadarkan siswa-siswi SLTA-sederajat se-kabupaten Batang untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.
Dalam persiapannya, panitia mengundang beberapa tokoh dari berbagai instansi di Batang untuk jadi pembicara di seminar yang bertema ‘Investasi Pendidikan Kabupaten Batang’ ini, yaitu Bupati, Wakil Bupati, ketua DPRD komisi B Batang, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) serta pengamat pendidikan Batang.
Tetapi yang hadir jadi pembicara hanya tiga orang saja, yaitu Toriqul Huda Pengamat Pendidikan Batang, Sekretaris Disdikbud Batang Bambang Suryantoro dan Wakil Bupati Batang Suyono.
Sejak akhir bulan Desember 2019, tepatnya pada Kamis (26/12/2019) panitia menyampaikan surat undangan ke Bupati Batang Wihaji, guna permohonan jadi pembicara di acara seminar yang pada waktu itu diberikan langsung kepada Kepala Bagian (Kabag) Umum Kabupaten Batang. Namun sampai pada hari pelaksanaan seminar tidak ada sama sekali konfirmasi dari Bupati terkait surat undangan pembicara tersebut.
Hal ini sangat disayangkan oleh Koordinator Pusat Forkombi Aji Yusuf, bahwa pihaknya coba konfirmasi langsung ke Kabag Umum tepatnya Kamis (02/01) seminggu setelah pemberian surat undangan permohonan pembicara Bupati, tetapi tidak ada kejelasan dan jawaban yang pasti.
“Seminggu setelah itu (penyampaian surat, sejak tanggal 26 Desember 2019 sampai dengan 02 Januari 2020, red) kita menanyakan surat balasan (dari Bupati Batang), dan ternyata surat (balasan) belum turun, kemudian kita diminta untuk menanyakan langsung ke ajudan (Bupati),” jelasnya di sela-sela acara seminar.
Selain menanyakan surat balasan Bupati, Kamis (02/01) panitia juga menyampaikan surat undangan pembicara kepada Wakil Bupati, Kepala Dinas Pendidikan Batang dan Ketua DPRD Batang. Namun khusus kepada DPRD surat didisposisikan langsung oleh Ketua DPRD Maulana Yusuf kepada Ketua Komisi B Batang.
“Surat sudah didisposisikan ke ketua komisi B. Karena ini tupoksinya (komisi B, red),” kata Maulana Yusuf lewat chatting Whatsapp (05/01) lima hari setelah pengajuan surat undangan pembicara.
Tetapi lagi-lagi dalam pelaksanaan seminar, komisi B – pun tidak tampak sama sekali hadir di acara.
Dalam konfirmasi lewat chatting WhatsApp, Su’udi selaku Ketua Komisi B DPRD Batang menjelaskan, ketidakhadiran jadi pembicara karena pihaknya sedang sakit dan ketidaktahuan akan adanya surat undangan dari Forkombi.
“Saya masih sakit mas, dan saya baru tahu acaranya. Hari ini (Sabtu, 11/01, red) tidak ada yang ngasih tahu ke sana (di acara seminar, red) dari kantor (Komisi B DPRD Batang, red),” jelasnya.
Sementara dari Disdikbud Batang, kehadiran pembicara diwakilkan oleh Sekretarisnya Bambang Suryantoro. Dalam hal ini disampaikan oleh Kepala Disdikbud Batang Achmad Taufiq melalui sambungan telepon, adanya ketidakingatan terhadap surat permohonan pembicara oleh Forkombi. Informasi yang terkonfirmasi tersebut langsung direspon oleh Taufiq dan tidak menunggu waktu lama pihaknya mengutus sekretaris Disdikbud untuk jadi pembicara di acara seminar.
(Penulis: Habib/Forkombi)