Forkombi, (22/4) – Agus Ramadhan, Mahasiswa asal Batang yang berkuliah di Universitas Boyolali mengadakan kegiatan Penyuluhan Cara Penyuntikan Obat Kudis pada Kelinci. Kegiatan ini dilakukan secara door to door kepada peternak kelinci di Rt 05 Rw 01, Dukuh Kedawung, Desa Kedawung, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Kegiatan ini merupakan Program Kerja dalam rangka Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang bertujuan untuk membantu warga agar dapat menangani penyakit kudis pada kelinci secara mandiri. Agus mengingatkan kepada peternak agar berhati-hati dalam mengatasi dan mencegah hewan khususnya kelinci yang terjangkit suatu penyakit Kudis (Scabies).
“Kegiatan ini selain untuk memenuhi program KKN, juga untuk membantu warga dalam menangani penyakit kelinci,” kata Agus, pada (18/4)
Scabies adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit kecil mikroskopis yang biasa disebut tungau. Salah satu tungau penyebab scabies adalah Sarcoptes Scabiei. Tungau menyebabkan gejala gatal yang teramat sangat serta kondisi kulit yang memerah. Scabies merupakan penyakit kulit menular yang bersifat zoonosis yang dapat menyerang manusia dan hewan. Sebagian besar scabies pada kelinci disebabkan oleh tungau Sarcoptes Scabiei yang ditandai dengan gejala klinis seperti gatal-gatal, kerontokan bulu, dan kerusakan pada kulit.
Untuk mengatasi Scabies pada kelinci, Agus menjelaskan beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh perternak, salah satunya yaitu dengan memberikan Antibiotik. Pemberian antibiotik ini terbukti lebih manjur dan efektif, bahkan resikonya hampir tidak ada pada kelinci.
Pemberian Antibiotik dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
1. Antibotik yang langsung diminumkan kepada kelinci
Untuk cara pakai obat antibiotik ini yaitu dengan diminumkan langsung kepada kelinci yang terjangkit Scabies, atau bisa terlebih dahulu dicampurkan pada air minumnya.
Antibiotik diberikan 2 hari secara berturut-turut dengan dosis yang dibutuhkan yaitu 0,03ml/kg massa badan kelinci.
2. Menyuntikkan obat antibiotik kepada kelinci
Pengobatan dengan cara ini alangkah lebih baiknya hanya dilakukan oleh orang-orang yang telah memahami dengan baik terkait cara menyuntik hewan, terutama kelinci. Untuk pemakaian injeksi pada kelinci, dosis yang dibutuhkan yaitu 0,04 ml/kg massa badan kelinci. Penyuntikan ini dilakukan di bawah kulit dengan sangat hati-hati. Umumnya, cara injeksi obat antibiotik pada kelinci cukup dua kali suntik saja, karena biasanya setelah 3 hari kerak-kerak kutu akan terlihat rontok.
Agus berharap dengan adanya kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman pada pemilik/peternak mengenai penanganan kelinci yang terjangkit penyakit kudis dengan baik.
“Semoga ini bisa bermanfaat, khususnya untuk warga di daerah sendiri,” pungkas Agus. (JurnalistikForkombi/Adhim/Laily)