Pelaksanaan distribusi tahap pertama Gerakan Ketahanan Lumbung Pangan (GKLP) Forum Komunikasi Mahasiswa Batang Indonesia (Forkombi) pada Sabtu-Rabu (16-20/05/2020) Ramadhan kemarin. (Foto: Muntaha/Forkombi)
Setelah pelaksanaan tahap pertama Gerakan Ketahanan Lumbung Pangan (GKLP) pada (16-20/05/2020) Ramadhan kemarin, segenap jajaran pengurus Forum Komunikasi Mahasiswa Batang Indonesia (Forkombi) dan panitia GKLP rumuskan pelaksanaan lanjutan GKLP di tahap ke dua. Rumusan tersebut disepakati adanya perubahan alokasi distribusi bantuan sembako ke bentuk bantuan sosial di Batang.
Perubahan alokasi distribusi berdasar atas pertimbangan kebutuhan di masyarakat. Di mana masyarakat Batang kebanyakan sudah mulai beraktifitas dan bekerja seperti biasanya. Ditambah juga ada penerapan kebijakan kehidupan normal baru atau new normal dari pemerintah. Meski pun Batang sendiri belum melaksanakan kebijakan tersebut.
“Terlebih bantuan yang dikucurkan dari pemerintah baik dari tingkat pusat sampai daerah sudah tersebar di berbagai strata sosial masyarakat,” ungkap Koordinator Pusat (Koorpus) Forkombi Aji Yusuf.
Melihat pertimbangan di atas, Aji menegaskan sudah tidak tepat kiranya GKLP dilanjutkan dengan mekanisme yang sama di tahap pertama dengan pendistribusian bantuan dalam bentuk sembako.
“Alangkah baiknya kita tahan dulu (bantuan sembako, red), dan ke depan pendistribusian kita ganti dalam bentuk bantuan sosial,” tegasnya.
Sejalan dengan Aji, Amar selaku Koordinator Project GKLP menuturkan, terkait pendistribusian bantuan sosial ke depan ditujukkan untuk masyarakat yang terdampak bencana alam di Batang, seperti banjir, kebakaran dan lainnya.
“Pelaksanaan bantuan sosial nantinya menggunakan sisa dana masuk pada tahap pertama kemarin. Nantinya (sisa dana, red) kemarin kita simpan terlebih dahulu dan kita gunakan ketika ada bencana alam di Batang untuk masyarakat yang terdampak,” tuturnya.
Penulis: Habib/Forkombi