FORKOMBI.COM – Ikatan Silaturahim Mahasiswa Batang (ISMABA) UNSIQ Wonosobo menyelenggarkan nonton bareng (nobar) dan diskusi film Surat Cinta dari Pantura pada Sabtu (25/06) di Gedung Aula FITK UNSIQ. Acara tersebut ditujukan sebagai bentuk usaha untuk meningkatkan kepeduian mahasiswa terhadap daerah. 

Dalam acara ini ISMABA turut mengundang beberapa Organisasi Mahasiswa Daerah (ORMADA) Pantura dari Pekalongan, Tegal, Demak, dan Kudus. 

Ketua Umum ISMABA Khaedar Lafid Daeni menuturkan, film Surat Cinta dari Pantura garapan Watchdoc Documentary ini dipilih karena film tersebut menggambarkan banyak perampasan lahan dan film realita pembangunan industri secara besar-besaran di sepanjang pantura. 

“Pada film itu dijelaskan sangat banyak sekali perampasan lahan dan pembangunan industri secara besar-besaran di sepanjang pantura dengan dalih terbukanya lapangan pekerjaan. Nah itu makanya kenapa kita memilih film tersebut sebagai bahan kajian kita, renungan kita bersama selaku mahasiswa dari pantura terutama di Batang,” ujarnya. 

Sementara itu, tujuan dari diadakannya nobar dan diskusi ini adalah agar mahasiswa dapat merefleksi dan mengkaji isu yang dipantik lewat film dokumenter. 

“Kita selaku mahasiswa tentunya bisa merefleksi atau bahkan mengkaji secara bersama sehingga kita bisa menganalisis dan menelisik bagaimana kemudian kita bisa cinta dan peduli akan daerah kita sendiri,” ucap Khaedar. 

Momen foto bersama seusai nonton bareng dan diskusi film Surat Cinta dari Pantura di Gedung Aula FITK UNSIQ pada Sabtu (25/06).

Usai nobar, diskusi dipantik oleh Hamdan Abror dari perwakilan Komisariat PMII Wonosobo yang memang berfokus pada isu lingkungan dan ruang hidup. 

Para peserta nobar sangat antusias dalam menonton film dan mendiskusikan bersama isu yang diangkat dalam film tersebut. Peserta saling berbagi realita dari daerahnya sehingga peserta dapat mengetahui keadaan terkini dari setiap daerah di pantura. 

Khaedar berharap, acara nobar dan diskusi kali ini dapat menumbuhkan nalar kritis dan kepedulian terhadap kota kelahiran. 

“Harapan besar saya selaku ketua tentunya bukan hanya sebatas kita menjadikan itu bahan refleksi saja, tapi bisa menjadi kajian besar kita, menumbuhkan nalar kritis kita, menumbuhkan kepedulian kita, cinta daerah kita,” pungkas Khaedar. (JurnalistikForkombi/Zhur/MFS).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here